Senin, 19 April 2010

Konsep SOSIOPRENEUR di Tubuh KAMMI

Entrepreneurship (kewirausahaan) merupakan harga mati dalam Cita-cita kemandirian


Memiliki Indonesia sebagai satu kewilayahan wawasan nusantara yang utuh,, mendorong sebuah semangat baru dalam menyongsong era baru industrialisasi Negara, yang menempatkan kesejahteraan masyarakat sebagai sasaran utama pembangunan. Hal inilah yang menjadi tolak ukur revolusi trend gerakan sosial di tubuh KAMMI, dari gerakan ekonomi dan kemasyarakatan yang bersifat klasik, menjadi gerakan konstruktif dalam posisinya sebagai motor, integrator dan akselerator perubahan sosial di Indonesia.

KAMMI yang sejatinya dilahirkan untuk masyarakat memiliki tanggungjawab moral dan intelektual untuk menjadikan bangsanya menjadi bangsa yang besar, Sehingga gerakan sosial menjadi suatu agenda yang wajib dilakukan secara kontinyu, bukan sekedar agenda incidental yang dampaknya justru bisa menjadikan masyarakat sebagai Objek Pasif yang menggantungkan dirinya pada moment-moment kemanusiaan. Oleh karenanya KAMMI sebagai organisasi yang memiliki persebaran basis kader melebihi 200 kampus di Indonesia perlu merancang strategi baru dalam gerakan sosialnya, yang diharapkan mampu memberi manfaat bagi kemandirian masyarakat itu sendiri, terlebuh pada kemandirian organisasi KAMMI.

Sosiopreneur, adalah suatu ‘brand’ baru dalam trend gerakan KAMMI, yang secara lugas menyatakan sinergisitas gerakan sosial dengan gerakan entrepreneur. Semangat ini sudah terbaca ketika penempatan Departemen Kemandirian Masyarakat ini ada di bawah Bidang Ekonomi bersamaan dengan departemen Kewirausahaan. Entrepreneurship (kewirausahaan) merupakan harga mati dalam cita-cita kemandirian. Tidak ada suatu bangsa yang bisa mandiri secara keuangan, tatkala mereka masih menjadi kuli di negrinya. Betapa banyak keringat masyarakat yang menjadi saksi penjajahan kapitalisme terselubung. Sebagai contoh Indonesia sebagai Negara yang memiliki garis pantai terpanjang nomor 4 di dunia, ternyata justru mengimpor garam hingga 1.6juta ton pertahun,ironis.

Sosiopreneur mencoba memberikan ruang kreativitas kewirausahaan dan intelektualitas kader KAMMI dalam membangun masyarakat. Dengan memanfaatkan potensi lokal kedaerahan sebagai pola baru industrialisasi, serta peluang jaringan KAMMI di seluruh Indonesia, memungkinkan terciptanya jaringan Usaha bersama dalam menuju cita-cita Kemandirian Organisasi. Sebagai satu contoh KAMMI di Bali memiliki potensi turis asing yang luar biasa, banyak menghabiskan anggaran mereka dengan belanja souvenir-sovenir khas Indonesia, ini menjadi peluang bisnis yang bisa melibatkan masyarakat sebagai subjek pengembangan masyarakat khususnya bagi di daerah lain seperti KAMMI di Bandung dan Jogjakarta yang terkenal dengan kota industry kreatif. Model rantai bisnis yang diciptakan dan berhulu pada Pengembangan masyarakat tentunya memberi peluang KAMMI secara organisasi untuk memiliki peluang pendapatan kedepannya, juga memberi peluang bagi masyarakat yang akan kita bina untuk bisa mandiri, dan akhirnya menjadi trendsetter gerakan kemandirian di Indonesia. Semoga!!!

Sampai Jumpa di Mukernas KAMMI 16-20Desember 2009
by : Sri Arumsari (Ketua Dept.Kemandirian Masyarakat KAMMI Pusat,Pengurus KRC Pusat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar