Minggu, 04 Oktober 2015

Backpacker Newbie.... India !!!

Kamu penggemar bollywood ya? Gak juga, saya gak banyak nonton film india.. tapi setiap nonton saya pasti bisa ikut tertawa pun menangis

Kamu penggemar sejarah ? Gak juga, saya bukan orang yang gemar ke museum, tapi jujur saya penasaran dengan banyaknya kisah kepahlawanan yang lahir di negri hindustan ini

Lalu buat apa kamu ke India ? Belum pernah backpacking kan? Hati hati loh disana jorok dan banyak pemerkosaan wanita! Jlebbb...

seringkali sebuah perjalanan tidak membutuhkan alasan, mungkin saya terbiasa dengan hal hal yang bersifat spontan, saat saya iseng membuka koleksi foto traveling ke India milik kawan saya di facebook, seketika itu pula saya memutuskan untuk pergi ke India, yaaa... perjalanan pertama saya ala backpacker, India !!!

19 Mey 2015, penantian 5 bulan akan perjalanan ini, rasa yang bercampur aduk, antara senang, bingung dan pastinya khawatir, betapa tidak berita-berita negatif soal pemerkosaan, scam, kriminal begitu banyak mensponsori perjalanan ini, tapi yahhh... “what goes around, comes around, lets enjoy the show”

oyah, buat kamu yang mau trip ke India.. pastikan kamu sudah ngeprint Visa Online (kalau kamu bukan buat visa di embassy ya), pastikan bagian yang diprint itu adalah yang ada barcodenya dan 1 rangkap lagi yang ada identitas diri kita yah... jangan sampai kayak akuhhh.. drama pertama di airport KLIA2, saya salah ngepriiiiint.... jadilah panik lari2an nyari tempat buat numpang ngeprint... maklum backpacker newbie, untungnya ada pakcik baikhati baik hati yang bantu ngeprint hehe


20 Mey 2015 dini hari

Welcome to Hyderabad ( Rajiv Gandhi International Airport)


Kamis, 18 April 2013

sore baru

sudah 3tahun tidak pernah menulis di blog, sampe2 sy lupa bagaimana cara masuk ke blog sendiri...
padahal begitu banyak kisah hidup yang perlu didokumentasikan, memoar perjalanan hidup, ada banyak rasa, banyak warna, banyak pertemuan, ada kehilangan... sayangnya otak ini tdk mampu menampung tumpukan2 memori yg datang dan pergi, yah... sebagaimana manusia biasa seringkali kita mendelete momen2 bahagia saat moment sedih menghampiri... tidak jarang pula kita enggan menoleh ke belakang saat tanjakkan ke depan begitu hebat... bismillah di april2013 ini saya niatkan untuk kembali menulis... karena moment2 hidup yang berharga.. sekian dulu untuk senja ini, diluar hujan deras dan sudah masuk waktu ashar, kiranya perlu bagiku memanjatkan satu doa spesial di saat mustajab ini... pastinya setelah ini akan aku ceritakan apa doa spesialku... masih sekitar asa soal cinta dan cita...

Selasa, 20 April 2010

Produknya Jadi Properti Iklan TV Rokok Terkenal - economy.okezone.com

1st pengalaman publish media ttg bisnisku, walau agak sedikit dipermak oleh editornya, but at least jadi semangat untuk terus fokus branding dan biarlah Allah yang kan membuka jalannya!

Produknya Jadi Properti Iklan TV Rokok Terkenal - economy.okezone.com

Economy - Kisah Sukses


Produknya Jadi Properti Iklan TV Rokok Terkenal

Rabu, 31 Maret 2010 - 10:19 wib
Foto: Koran SI.

SEBELUM mengembangkan usaha sendiri, Arum sebenarnya sudah mempunyai pekerjaan mapan. Dengan berbekal ilmu yang dia peroleh dari Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Telkom, warga Griya Bandung Asri Blok D No 147, Kabupaten Bandung ini sempat menikmati kerja di sebuah perusahaan telekomunikasi terkemuka.

Tapi, gaji yang cukup ternyata tidak membuatnya puas, apalagi dia merasa posisi karyawan sangat lemah karena perusahaan menggunakan sistem outsourcing. Setelah tiga bulan bekerja, dia pun memutuskan keluar dari pekerjaan. Perempuan lajang ini pun memutuskan berusaha sendiri.Tanpa bantuan orang tua,dia bekerja keras agar bisa mandiri dan mencari peluang bisnis yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu,dia juga mempunyai keinginan bisa menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat.

”Sejak kecil saya memang suka jualan,bahkan sampai di bangku kuliah pun saya terbiasa berjualan di saat waktu luang,” tuturnya.

Perjuangannya tidak berjalan mulus. Awalnya, bersama beberapa orang temannya, Arum memulai bisnis dengan membuka rumah makan. Dengan menggelontorkan modal yang menurutnya cukup besar, dia sangat yakin bisnis rumah makan akan sukses. Tetapi, kenyataan berkata lain. Karena pengelolaan yang kurang baik, usahanya gagal. Saat jatuh, Arum merasa semua orang meninggalkannya, hingga dia harus sendirian menanggung segala permasalahan. ”Sampai saat ini pun masalah itu masih ada dan dalam proses penyelesaian, saya kecewa, tetapi tidak bisa berbuat banyak tentang kekecewaannya,” ungkap Arum. Walaupun beban yang ditanggung cukup berat, Arum tidak serta-merta melepas tanggung jawab seperti teman-teman seperjuangannya. Dengan sedikit tenaga yang tersisa, satu per satu dia menyelesaikan masalah, sembari mencari usaha lain dengan memanfaatkan sisa modal.

Pikirannya pun tertuju ke Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) Provinsi Jawa Barat. Semasa kuliah, Arum sempat magang di Dinas KUKM Propinsi Jawa Barat. Saat itu dia terkagumkagum dengan kerajinan miniatur alat musik yang diproduksi perajin asal Jawa Barat. Miniatur gitar, bas, drum, piano, biola, cello, hingga alat musik tradisional seperti kecapi dan bonang dia buat dengan sangat detail dan mirip aslinya. Dia pun berpikir untuk mengembangkan kerajinan tersebut lebih serius.

Gayung pun bersambut. Arum bertemu kembali teman semasa kuliahnya yang akhirnya mempertemukan dia dengan seorang pemusik di Jakarta.

Sang pemusik meminta Arum mencarikan berbagai macam miniatur alat musik karena dia dan teman-teman seprofesinya sangat menyukai miniatur alat musik. Dia pun tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Awalnya, dengan sisa modal rumah makan sebesar Rp1 juta, dia memilih berbelanja langsung ke perajin yang banyak tersebar di Bandung Selatan. ”Pertama kali saya kirim barang ke Jakarta hanya miniatur gitar sebanyak 20 buah. Tetapi, tidak lama kemudian permintaan terus berdatangan,” kata Arum. Selain memenuhi pesanan klien di Jakarta, dia juga memasarkan kerajinan tersebut ke teman-temannya saat aktif di organisasi kampus yang tersebar di seluruh Indonesia, lewat internet. Di luar dugaannya, responsnya luar biasa.

Banyaknya permintaan membuatnya kebingungan. Arum terkendala terbatasnya pasokan barang karena tidak berimbangnya permintaan dan kapasitas produksi dari para perajin. Kondisi tersebut memaksanya untuk mengelola sumber daya terampil sendiri.

Saat ini Arum sudah memiliki delapan anak buah yang disebutnya mitra kerja. Empat orang perajin menjadi mitra tetap, dua perajin menjadi mitra tidak tetap bila order sedang sangat tinggi, satu orang untuk membantu pengemasan dan pengepakan, serta satu lagi bertanggung jawab pada pengiriman barang. Dalam tiga bulan terakhir, omzet bisnis yang baru dijalani setahun sudah menembus Rp20 juta per bulan. ”Alhamdulillah, omzet stabil di kisaran itu karena permintaan juga sudah rutin dan berpotensi tinggi terus berkembang,” kata Arum.

Perkembangan ini tentu membuat Arum gembira. Dia juga semakin optimistis karena produknya semakin dikenal masyarakat. Diungkapkan bahwa sebuah iklan TV produk rokok menggunakan produknya sebagai properti. Dalam iklan tersebut digambarkan orang sedang memainkan miniatur alat musik berupa gitar, bas, drum, dan piano buatan Arum dan perajinnya. Untuk mengembangkan produksinya, saat ini Arum sedang menjajaki mendapatkan modal perbankan. Dia mengaku butuh modal karena kewalahan memenuhi permintaan yang semakin hari semakin banyak.

”Saya bahkan pernah terpaksa menolak order ribuan barang dari mancanegara karena kapasitas produksi workshop saya hanya ratusan,” ungkap Arum.
Tambahan modal akan dialokasikan untuk membuka bengkel berikut ruang pamer atau workshop di Jakarta, merekrut karyawan tambahan, melakukan pelatihan SDM, membeli peralatan penunjang produksi seperti mesin bubut, dan lainnya.

”Saya lihat pasar barang-barang miniatur ini sangat besar. Sedangkan saat ini belum ada toko khusus yang menjual miniatur musik. Mudah-mudahan dengan tambahan modal, saya bisa memasok barang lebih besar dan sebanding dengan permintaan yang terus meningkat,” tuturnya. (CR-3)
(Koran SI/Koran SI/rhs)

Senin, 19 April 2010

Konsep SOSIOPRENEUR di Tubuh KAMMI

Entrepreneurship (kewirausahaan) merupakan harga mati dalam Cita-cita kemandirian


Memiliki Indonesia sebagai satu kewilayahan wawasan nusantara yang utuh,, mendorong sebuah semangat baru dalam menyongsong era baru industrialisasi Negara, yang menempatkan kesejahteraan masyarakat sebagai sasaran utama pembangunan. Hal inilah yang menjadi tolak ukur revolusi trend gerakan sosial di tubuh KAMMI, dari gerakan ekonomi dan kemasyarakatan yang bersifat klasik, menjadi gerakan konstruktif dalam posisinya sebagai motor, integrator dan akselerator perubahan sosial di Indonesia.

KAMMI yang sejatinya dilahirkan untuk masyarakat memiliki tanggungjawab moral dan intelektual untuk menjadikan bangsanya menjadi bangsa yang besar, Sehingga gerakan sosial menjadi suatu agenda yang wajib dilakukan secara kontinyu, bukan sekedar agenda incidental yang dampaknya justru bisa menjadikan masyarakat sebagai Objek Pasif yang menggantungkan dirinya pada moment-moment kemanusiaan. Oleh karenanya KAMMI sebagai organisasi yang memiliki persebaran basis kader melebihi 200 kampus di Indonesia perlu merancang strategi baru dalam gerakan sosialnya, yang diharapkan mampu memberi manfaat bagi kemandirian masyarakat itu sendiri, terlebuh pada kemandirian organisasi KAMMI.

Sosiopreneur, adalah suatu ‘brand’ baru dalam trend gerakan KAMMI, yang secara lugas menyatakan sinergisitas gerakan sosial dengan gerakan entrepreneur. Semangat ini sudah terbaca ketika penempatan Departemen Kemandirian Masyarakat ini ada di bawah Bidang Ekonomi bersamaan dengan departemen Kewirausahaan. Entrepreneurship (kewirausahaan) merupakan harga mati dalam cita-cita kemandirian. Tidak ada suatu bangsa yang bisa mandiri secara keuangan, tatkala mereka masih menjadi kuli di negrinya. Betapa banyak keringat masyarakat yang menjadi saksi penjajahan kapitalisme terselubung. Sebagai contoh Indonesia sebagai Negara yang memiliki garis pantai terpanjang nomor 4 di dunia, ternyata justru mengimpor garam hingga 1.6juta ton pertahun,ironis.

Sosiopreneur mencoba memberikan ruang kreativitas kewirausahaan dan intelektualitas kader KAMMI dalam membangun masyarakat. Dengan memanfaatkan potensi lokal kedaerahan sebagai pola baru industrialisasi, serta peluang jaringan KAMMI di seluruh Indonesia, memungkinkan terciptanya jaringan Usaha bersama dalam menuju cita-cita Kemandirian Organisasi. Sebagai satu contoh KAMMI di Bali memiliki potensi turis asing yang luar biasa, banyak menghabiskan anggaran mereka dengan belanja souvenir-sovenir khas Indonesia, ini menjadi peluang bisnis yang bisa melibatkan masyarakat sebagai subjek pengembangan masyarakat khususnya bagi di daerah lain seperti KAMMI di Bandung dan Jogjakarta yang terkenal dengan kota industry kreatif. Model rantai bisnis yang diciptakan dan berhulu pada Pengembangan masyarakat tentunya memberi peluang KAMMI secara organisasi untuk memiliki peluang pendapatan kedepannya, juga memberi peluang bagi masyarakat yang akan kita bina untuk bisa mandiri, dan akhirnya menjadi trendsetter gerakan kemandirian di Indonesia. Semoga!!!

Sampai Jumpa di Mukernas KAMMI 16-20Desember 2009
by : Sri Arumsari (Ketua Dept.Kemandirian Masyarakat KAMMI Pusat,Pengurus KRC Pusat)